Mungkin tidak banyak orang yang mengenal investor bernama John Neff. Padahal dia adalah salah satu investor yang sangat dihormati di Amerika. John Neff melalui perusahaannya Windsor Fund berhasil mengembangkan investasinya dengan average return 13.7% per tahun dari tahun 1964 – 1995.
Kebanyakan orang tidak merasa sesuatu yang memuaskan dengan average return 13.7% pertahun. Tapi jika di periode tahun yang sama, S&P 500 menghasilkan average return hanya sebesar 3.1% pertahun. Maka itu selisih yang sangat besar.
Latar Belakang John Neff
John Neff lahir pada tahun 1931, kedua orang tuanya bercerai ketika dia baru berusia 4 tahun. Dan seperti yang kita tahu 1931 adalah masih dalam suasana the great depression.
Kakek dari pihak ibunya adalah pekerja keras, kerja keras sang kakek yang akhirnya membiayai keluarga John Neff. Banyak entrepreneur dari sisi keluarga ibunya tersebut, termasuk bibi dan pamannya yang membuka toko groceries. Paman dan bibinya adalah sosok yang sangat bijak, mereka selalu menawar murah dan sangat bijaksana dalam menggunakan uangnya. Suatu ketika paman dan bibinya ingin membeli unit usaha lain, sehingga meminjam uang dari nenek John. Hasil usaha dari pembelian unit usaha ini gagal total. John kecil belajar membeli unit usaha karena harganya terlalu murah tidak selalu menjadi keputusan bijaksana.
[Tweet “When it comes to money, emotional attachment can fool you”]
Di umur 18 tahun, ayah John mencoba membangun kembali hubungan dengannya. Sang ayah menawarkan John untuk bekerja di perusahaannya yaitu Neff Equipment, sebuah perusahaan distribusi peralatan lubrikasi untuk otomatif dan mesin lainnya.
Perusahaan itu tidak terlihat mewah tapi bisa menghasilkan keuntungan yang begitu bagus. Disini dia belajar bahwa perusahaan yang tidak terlihat sexy ternyata bisa menghasilkan keuntungan yang begitu bagus. Dia melihat bagaimana ayahnya dalam menjalankan bisnis, selalu meminta discount untuk semua barang yang dibelinya.
Strategi Investasi John Neff
Pengalaman masa kecil diatas ini yang akhirnya membentuk cara berinvestasi dari seorang John Neff yang suka membeli saham yang sudah jatuh begitu dalam. Sehingga banyak yang menyebut gaya investasi dia mirip dengan seorang David Dreman yang terkenal dengan gaya contrarian investing. John Neff menolak jika dia disebut sebagai seorang contrarian, dia lebih suka menyebut dirinya Low PE Investor.
Cara dia screening saham awal cukup unik, dia akan ambil koran lalu lihat mana saja saham yang harga saat ini mendekati harga terendah satu tahun terakhir. Lalu dilihat berapa PER perusahaan tersebut, jika masuk kriteria PER rendah dari John Neff maka dia akan proses lebih lanjut. Bagi saya, pendekatan dia memang mirip sekali dengan David Dreman tapi parameter yang digunakan lebih rumit dari David Dreman. Mari kita belajar bagaimana strategi investasi John Neff.
Step 1 – Price to Earning Ratio (PER) Rendah
PER 5 jika market memiliki average price to earning ratio (PER) 5 maka PER 5 tidaklah murah. John Neff selalu membandingkan murah atau tidak dengan harga yang saat ini berlaku di market. Jika PER 20 tapi rata-rata PER market 100 maka itu tetap terhitung murah. Kurang lebih begitu pola pikirnya.
Tapi yang unik adalah dia tidak mau memilih perusahaan yang PER terlalu rendah, karena yang terlalu rendah bisa jadi bukan terlalu murah tapi memang terlalu jelek.
Saya akan berikan contoh dengan simulasi, agar lebih mudah anda mengerti.
Jika anda lihat saat ini IHSG memiliki PER di angka 17.63 jika kita lihat dari fundachart stockbit.

John Neff menerapkan aturan hanya membeli saham yang PER dibawah minimal 40% tapi maksimal dibawah 60% dari PER market.
Sehingga jika PER IHSG adalah 17,63 maka John Neff akan memilih saham untuk dilirik jika PER 7.05X – 10.58X.
PE Ratio Penurunan >=40% dari average PER market dan <=60% PASS
PE Ratio Penurunan <=40% FAIL
PE Ratio Penurunan >=60% PASS
NB: Bagi penulis membandingkan PER murah atau tidak dengan market PER memang konsep yang menarik dan logis, tapi penulis sendiri tidak merasa kriteria batas penurunan maksimal 60% diperlukan.
Step 2 – EPS Growth Rate Tinggi
Perusahaan yang baik tentu perusahaan yang laba bersih terus meningkat. Sehingga ini kenapa hampir semua investor menyukai parameter EPS Growth untuk memilih saham. Yang menarik, kembali John Neff menerapkan aturan maksimal EPS Growth yang boleh dipilih adalah 20%. Jika lebih dari 20%, dia ragu perusahaan bisa konsisten mempertahankan kinerjanya. John Neff tidak suka perusahaan yang tidak bisa diprediksi konsistensinya.
EPS Growth >=7 & EPS Growth <=20% PASS
EPS Growth <7% FAIL
EPS Growth >20% FAIL
NB: Penulis merasa sedikit tidak setuju dengan EPS growth diatas 20% tidak dipilih, tapi di satu sisi merasa logis juga penjelasannya. Mungkin ini akan jadi data riset berikutnya, apa dampak penurunan EPS growth terhadap pergerakan harga saham. John Neff terkenal orang yang suka lakukan riset, jadi mungkin ada sesuatu data yang dia ketahui untuk hal ini.
Step 3 – Future EPS Growth
EPS growth melihat konsistensi pertumbuhan EPS (earning per share / laba bersih per lembar saham), kita bisa melihat bagaimana kehebatan manajemen perusahaan ini dalam konsistensi menumbuhkan laba perusahaan.
Tapi seberapa baguskah perkiraan bisnis ini untuk kedepannya? Inilah future EPS Growth. John Neff ingin melihat apakah para analis memprediksikan perusahaan ini tetap akan memiliki pertumbuhan yang baik untuk tahun-tahun mendatang atau tidak. Inilah kenapa John Neff juga memperhatikan pendapat consensus.
Anayst Growth EPS Consensus Estimate
>6% untuk tahun ini & >6% untuk long term PASS
<6% untuk tahun ini & <6% untuk long term FAIL
Step 4 – Sales Growth
John Neff berpendapat, syarat perusahaan bisa memiliki laba yang bertumbuh secara konsisten dalam jangka panjang harus diikuti sales yang bertambah. Untuk itu dia mencari perusahaan yang selalu konsisten angka sales juga bertambah.
Pendekatan sales growth ini juga sedikit unik, dimana dia membandingkan dengan EPS growth (step nomor 2). Untuk lebih jelas saya akan berikan ilustrasi:
- Misalkan perusahaan ABC memiliki EPS Growth 8%.
- Jika sales growth >=70% dari PES Growth atau sales growth >=7% PASS
- Artinya jika sales growth 5.6% (70% dari EPS growth 8%) maka PASS
- Jika perusahaan itu memiliki EPS growth 15%
- Artinya jika sales growth 8% (dibawah 70% dari 15% –> 10.5%) maka tetap PASS
Step 5 – Total Return / Price to Earning Ratio
Bukan sebuah istilah resmi, ini tampaknya racikan pribadi dari pemikiran John Neff sendiri.
Total Return yang dimaksud adalah penjumlahan dari EPS growth dengan dividen yield. Sehingga jika EPS growth 15% dan total dividen yield tahun ini 5% maka total return adalah 20%.
Total return yang kita dapatkan akan kita bagi dengan PER dari perusahaan tersebut. Anggap PER perusahaan tersebut adalah 5X. Maka 20% kita bagi dengan 5X, akan didapatkan hasil 4.
Angka yang kita dapatkan lalu kita kali 2 maka menjadi 8. Dari angka yang didapatkan maka kita bandingkan dengan PER Market. Jika PER Market <= (total return/PER)x2 maka PASS
Jika PER Market > (total Return/PER)x2 maka FAIL.
Ini indikator yang sangat ketat. Artinya untuk IHSG yang PER 17.63X, maka kita harus menemukan perusahaan yang (total return/PER)x2 minimal 8.82.
Kalau kita mengikuti aturan EPS growth maksimal 20% dan berasumsi kita mendapatkan saham dengan PER 7X artinya saya harus bisa mencari perusahaan yang bisa menghasilkan dividen yield 1%.
Sehingga hasil dari total return/PER x 2 menjadi
total return = 20% + 11% = 31%
PER = 7
Total Return / PER = 4.42, sehingga jika kita kali 2 maka menjadi 8.84. Baru perusahaan ini layak dibeli.
Perusahaan yang memiliki EPS growth 20%, dividen yield 11% dengan PER dibawah 10 bukan sesuatu yang mudah dicari walaupun bisa dicari.
Step 6 – Free Cash Flow
Free cash flow adalah berapa nilai sisa dari cashflow operation (CFO) setelah dikurangi penambahan working capital dan capital expenditure (penambahan fixed asset).
Jika tidak mau terlalu ribet, di bagian financial atau key stats stockbit anda bisa melihatnya.
Free cashflow ini poinnya adalah sisa uang kas operasional yang masih belum tau akan digunakan untuk apa. Kurang lebih gampangnya untuk dimengerti seperti itu.
Free cashflow positif PASS
Free cashflow negatif FAIL
Step 7 – Earning per Share Stabil
Kondisi ideal adalah EPS perusahaan selalu naik jika dibandingkan kinerja tahun lalu.
Q1 tahun ini > Q1 tahun lalu & Q2 tahun ini > Q2 tahun lalu & Q3 tahun ini > Q3 tahun lalu & Q4 tahun ini > Q4 tahun lalu = PASS
Q1 tahun ini < Q1 tahun lalu & Q2 tahun ini < Q2 tahun lalu & Q3 tahun ini < Q3 tahun lalu & Q4 tahun ini < Q4 tahun lalu = FAIL
NB: Ini kondisi ideal, tapi selalu ada tahun atau situasi khusus seperti sekarang yang bisa dijadikan pengecualian
Tambahan Dari Penulis
Tidak dimasukan sebagai step by step didalam buku tersebut. Akan tetapi dicatat di bagian terpisah.
- Beli perusahaan yang mendekati harga terendah satu tahun terakhir, ini juga merupakan salah satu indikator yang saya gunakan jika saya membeli saham perusahaan market cap kecil. Seperti baru-baru ini penulis ada membeli satu saham yang penulis cukup yakin bisa dapat profit singkat, alasannya simpel karena perusahaan biasa-biasa itu ketika penulis beli sangat mendekati harga terendah satu tahun terakhir.
- Walaupun salah satu komponen paling jadi kunci adalah ratio khusus dia yaitu total return/PER. Dimana seperti yang penulis sampaikan diatas, ini berarti butuh dua komponen penting yaitu perusahaan yang menghasilkan EPS Growth tinggi dan Dividen Yield tinggi. Tapi di satu bagian lain di buku tersebut John Neff bilang bahwa dia juga membeli saham yang tidak membagikan dividen jika dia melihat harga terlalu murah. Bayangkan jika PER IHSG di 10X, artinya kita bisa membeli saham dengan PER 4X kalau di aturan beliau. Sehingga jika EPS growth kita 20% maka kita akan mendapatkan hasil:
- Total Return = 20%
- PER = 4X
- Total Return/PER = 5
- Total Return/PER X 2 = 10
- Sehingga memenuhi syarat total return/PER x 2 >= PER market walaupun perusahaan tersebut tidak memiliki dividen.
- Penulis merasa cara John Neff memilih saham memang sangat konservatif, cocok untuk investor yang memiliki tingkat risiko yang rendah. Asal sabar – sabar nyari saham yang memenuhi syarat diatas.
Baca Juga : Screening Saham Ala Value Investing
WOW just what I was searching for. Came here by searching for antibiotics https://buszcentrum.com/deltasone.htm
Everything is very open with a precise explanation of the issues.
It was definitely informative. Your website is very useful.
Thank you for sharing! http://www.deinformedvoters.org/hydroxychloroquine
hey there and thank you for your info I have certainly picked up something new from right here.
I did however expertise a few technical issues using this web site, since I experienced to reload the website lots of
times previous to I could get it to load properly. I had been wondering if your hosting is OK?
Not that I’m complaining, but slow loading instances times
will often affect your placement in google and could damage your high-quality
score if ads and marketing with Adwords. Anyway I am adding this RSS
to my email and could look out for much more of your respective
interesting content. Ensure that you update this again soon. http://herreramedical.org/viagra
Paragraph writing is also a fun, if you be familiar with then you can write if not it is
difficult to write. http://www.deinformedvoters.org/dapoxetine-60mg
It’s going to be end of mine day, however before ending I am reading this
impressive paragraph to improve my know-how. https://tadalafili.com/
Hey I know this is off topic but I was wondering if you knew of any widgets I
could add to my blog that automatically tweet my newest twitter updates.
I’ve been looking for a plug-in like this for quite some time and was hoping maybe you would have some experience with something like this.
Please let me know if you run into anything. I truly enjoy reading your blog and
I look forward to your new updates. http://herreramedical.org/cialis
I think everything said was very reasonable. But, consider this,
suppose you typed a catchier post title? I mean, I don’t want to tell you how to run your website, but
what if you added a headline that makes people want more?
I mean Belajar Investasi Dari John Neff – The Low P/E Investor – InvestorSaham.id is kinda boring.
You should peek at Yahoo’s front page and note how they write post titles to get
people interested. You might try adding a video or
a picture or two to grab readers interested about everything’ve
got to say. Just my opinion, it might bring your posts a little bit more interesting. https://hhydroxychloroquine.com/
Hello very cool blog!! Man .. Beautiful .. Amazing ..
I’ll bookmark your web site and take the feeds also? I’m satisfied to search out a lot of useful info here within the post,
we need work out more techniques on this regard,
thank you for sharing. . . . . . http://ciaalis2u.com/
sildenafil 20 mg without a prescription