Apa Faktor Penyebab Harga Saham Naik dan Turun?
Kebanyakan investor memahami cara membaca analisa teknikal tapi justru melupakan apa yg justru jadi faktor harga saham naik dan turun.
Kebanyakan investor khususnya pengguna analisa teknikal merasa sudah menggunakan analisa teknikal mereka dengan baik. Tetapi tetap saja ada kondisi yang memaksa pergerakan harga saham tidak sesuai dengan yang diinginkan sehingga terkena tilang oleh bursa (loss).
Saya berikan ilustrasi seperti ini:
- Perusahaan xyz baru terbit IPO anggap 1000 lembar saham. 1 saham dijual harga perdana 100 rupiah.
- 1000 lembar itu anggap dimiliki 4 orang. Amin, budi, charlie dan dono anggaplah masing – masing 25 lembar saham.
- Akhirnya tibalah hari pertama perdagangan. Si A pasang posisi dengan harga jual 160 sejumlah 1 lot dan si B beli saham tersebut, apa yang akan terjadi, maka di hari pertama sahan itu langsung ARA dengan kenaikan 60%
- Hari kedua perdagangan anggaplah si B jual 1 lembar saham dengan harga 208 per lembar, kali ini si C yang beli. Maka di hari kedua terjadi ARA dengan kenaikan 40%
- Proses itu dilakukan terus menerus sampai anggap harga saham menjadi 1000. Dan kayanya kenaikan modal 10x adalah target yg bagus, mulailah terjadi distribusi ke pemain retail, akhirnya amin, budi, charlie, dono melepas anggaplah 50% saham mereka. Artinya uang mereka dah naik 5x dan mereka masih punya setengah kepemilikan awal.
Ilustrasi diatas adalah konsep bagaimana harga bergerak di pasar modal, harga kesepakatan penjual dan pembeli terakhir akan membentuk suatu harga saham.
Kelemahan Analisa TeknikalÂ
Kelemahan analisa teknikal adalah, mereka bisa melihat support dan resistance (harga wajar para analis teknikal) dan indicator dari historical pergerakan harga masa lalu.
Mereka bisa melihat volume ask dan bid untuk meyakinkan pergerakan saham di hari itu. Tapi hal itu justru bisa menjadi jebakan.
Andai kata saya masih punya kepemilikan saham jumlah besar. Target jual saya di harga 170, tapi saya pasang order jual di harga 190 dalam jumlah volume besar, maka para trader melihat bahwa ada yg mungkin mau menggerakkan harga ampe 190, dan terjadilah euforia beli di hari itu, lalu ketika trend harga naik, maka saya tinggal ammend order saya menjadi 170, apakah hal ini bisa dilihat oleh analisa teknikal dan indicator? Dari pengalaman saya sulit sekali cenderung ga bisa.
Semudah itukah menggerakan harga saham? Kalau anda menguasai sebagian besar saham maka menurut saya, ya segampang itu. Makanya beberapa tahun terakhir muncul analisa bandarmology dan foreign flow yang menganalisa sebenarnya penggerak harga ini masih simpan atau sudah lepas? Jika masih simpan maka logikanya harga saham masih bisa naik, jika mulai lepas maka harga saham cendrung turun.
Keliatannya gampang analisa bandarmologi, tapi jujur tidaklah gampang.
saya sendiri saat ini punya rekening di 3 sekuritas berbeda: stockbit, ipot dan Mirae. Saya boleh saja secara hukum jual saham saya di stockbit dan beli saham di ipot pada hari yang sama, di broker summary akan tercatat sebagai 3 sekuritas berbeda walaupun 1 investor yang sama.
Jadi sungguh tidak mudah untuk melakukan analisa bandarmologi. Makanya kalau liat analisa bandarmologi, sekuritas yg mereka highlight adalah PD (ipot) dan YP (mirae) 2 sekuritas paling favorit investor retail dengan dana kelolaan terbesar.
Kenapa Saya Tidak Menggunakan Analisa Teknikal atau Bandarmology Untuk Memilih Saham?
Setelah paham konsep bagaimana menggerakan harga saham, saya jadi sangsi terhadap ilmu analisa teknikal yg saya pelajari selama ini. Dan setelah dengar penjelasan salah satu trader terkenal bahwa dia punya team buat analisa bandarmologi saya tau bahwa memang terlalu sulit melakukan analisa bandarmology karena saya tipe lone ranger dalam dunia saham.
Saya tidak membenci analisa teknikal, bandarmology dan foreign flow. Saya pun dulu pernah menggunakan itu semua. Saya cuma menerangkan resiko apa yg sebenarnya akan dihadapi para dari masing – masing aliran tersebut berdasarkan pengalaman yang telah saya rasakan sendiri.
Kesimpulan
Saya tidak bisa bilang bahwa value investing adalah metode investasi terbaik di pasar saham. Tapi inilah metode yang paling nyaman untuk saya gunakan.
Membeli saham perusahaan bagus dibawah nilai wajar menurut saya adalah kriteria paling logis dalam memilih saham.
Kita tidak pernah bisa menahan kegilaan market. Market sering menjadi tidak rasional dan tidak ada yang bisa kita lakukan selain wait and see.
Walaupun saya mengerti kenaikan penurunan harga saham ditentukan oleh banyaknya permintaan dan penawaran suatu saham sebagai faktor saham naik dan turun, tapi saya sendiri sudah tidak memperhatikan hal tersebut.
Jika perusahaan murah maka saya beli, dan jika sudah mahal maka saya jual. Itu saja konsep utama investasi yang saya lakukan.
Tapi tentu tidak bijak jika kita menaruh semua resiko investasi kita dalam satu kali transaksi. Untuk itu kita perlu belajar tentang pentingnya money management didalam investasi saham kita.
Kebetulan saya sudah membahas teknik 1-2-3-5 di dalam tulisan saya yang berjudul value investing – teknik mencari saham bagus dan murah.